Perbincangan Sebelum Kematian / sajak bebas - 06 /

Perbincangan Sebelum Kematian

Untukmu,
Ramaku.
Sedikit ingin kuceritakan dosa milik jelitaku.
Sebelumnya,
Izinkan aku memberimu ucapan selamat,
Selamat atas keberhasilanmu menebas kepala dirinya.

Untukmu,
Ramaku.
Seperti yang orang lain tahu,
Setiap kepergian memberikan jarak.
Entah untuk masa lalu,
Atau untuk masa depan.
Dan kali ini,
Jarak mengambilmu,
Masa depanku.

Untukmu,
Ramaku.
Ketahuilah,
Sedikit sorot mataku telah mendosa karena kuberikan padanya,
Sedikit sudut mulutku sempat mendosa karena tersenyum melihat rentetan puisi yang ia kirimkan untukku.
Maafkanlah aku.

Untukmu,
Ramaku.
Celakanya tingkahnya begitu manis,
Begitu semilir,
Sampai sampai angin senja tak berani mengetuk,
Pintu kokoh yang ia bangunkan sesaat setelah kedatanganku.

Untukmu,
Ramaku.
Tutur nya begitu lembut,
Bahkan tak sempat kubayangkan dirinya,
Yang kasar dan tegas seperti cerita soremu kala itu,
Tak mungkin!
Pintu kayu saja ia bangunkan,
Agar menjagaku darinya.
Mana sisi brengseknya?
Mana sisi yang bisa aku maki?

Untukmu,
Ramaku.
Aku pamit.
Barangkali mimpinya telah sempat tertanam,
Meski aku tak pernah mengizinkan.
Jauh di dalam bunga tidurku,
Aku menginginkan,
Dirinya.

Untukmu,
Rahwanaku.
Nafasku sudah kuhembuskan di bibirmu,
Bisakah kita berjumpa lagi?
Agar kita dapat,
Menata lagi sorot mataku,
Agar sepenuhnya menatapmu?

---

Komentar

  1. This is such a touching poem, cheat with smooth way 😂

    BalasHapus
  2. This is such a touching poem, cheat with smooth way 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga abadi, matamu! / sajak bebas - 02 /

Teori Jogjakarta / sajak bebas - 08 /

Pemain Baru / sajak bebas - 12 /