Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Hotel Kahyangan / sajak bebas - 13 /

Hotel Kahyangan Besok saat aku cukup kaya untuk merealisasikan hal hal gila di dalam hidup, Aku ingin membuat hotel yang berlokasi di langit ketujuh. Alasannya sederhana, Sebab aku tahu, jatuhpun butuh tenaga. Sebelum harapanmu dijatuhkan secara tiba tiba, nongkronglah dulu di hotel milikku.   Reservasi atas namamu. Menginap dan nikmati kehidupan diatas harapan. Ketika nantinya kamu sudah mengerti kapan waktu terbaik untuk jatuh, maka jatuhlah. Keluar dari hotelku dan jatuhlah dengan elegan, dengan tenang, dengan tanpa dendam. Karena jatuhmu, yang menentukan adalah kamu. Bukan orang lain.   ;orang lain bisa membawamu terbang seenak jidat mereka,   tapi jatuhmu,   tetap   semaumu. Sebab ini, hidupmu;

Pemain Baru / sajak bebas - 12 /

Pemain Baru Aku berdiam di netramu. Menghembuskan nafas tepat di depan wanita muda yang berusaha merebut singgasanaku. “siapa kamu?” kataku ragu, sebab aku tahu dia mulai memicu detak jantungmu. Dia tersenyum sembari meraba garis pipimu yang tegas,   “lupakan dia. Hilangkan dia. Aku, lebih pantas berdiri dibelakang urat nadimu” --

Cerewet / sajak bebas - 11 /

Cerewet Dalam urat nadi aku berdiam. Merapal sumpah, sungguh agar merekah. Prolog epilog menentukan tokoh, sedang mereka tetap tak tahu letak netraku. Lantai membiru, langit mengabu. Sepi, mengurung hati aku di pancaindramu. Lima limanya, aku menghadap kiblat, Berbelok mencium keningmu, “sampai jumpa lagi sayang, gamis biru berkibar aku menjemputmu. Bersama ajal memerah darah”