911 /sajak bebas - 01 /


911

Ketika sirine berbunyi,
Jantungku berdetak lebih keras,
" Akankah Ia mati?” doaku dalam hati.
Dibawah butir butir hujan, aku menunggu dengan sabar.
Ah sial,sepertinya payungku tidak cukup untuk melindungiku, cepatlah sampai!
--
Ketika tangisan mengeras,
Tanganku semakin kebas,
Jariku mati rasa,
“Apakah Ia lengkap?” desakku riuh dalam hati.
Di bawah naungan langit langit rumah sakit, aku menunggu dengan sabar.
Ah sial, sepertinya aku harus duduk, atau aku akan pingsan saking senangnya!
--
Ketika pintu menutup,
Aku berlari mengejar orang brengsek berbaju putih itu,
Ku tarik lengannya sambil kupasang senyum terlebarku,
Saat saat seperti inilah, aku mencintainya sepenuh hatiku,
“Ginjalnya ada?”
--
“ Adikku manis, semoga mimpimu tetap indah kali ini,
  orang brengsek memang tetap brengsek pada akhirnya,
  tapi biarlah,
  meski bukan manusia ke-15 itu yang mati,
  esok pasti akan datang lagi manusia ke-16 atau ke-17 atau manusia manusia selanjutnya,
  yang akan terus berdatangan hingga nafasmu kembali normal,
  hingga matamu terbuka lebar.
  Kakak sudah tidak sabar menunggu hari esok,
  akankah ada yang menelepon 911 lagi? ”





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga abadi, matamu! / sajak bebas - 02 /

Teori Jogjakarta / sajak bebas - 08 /

Pemain Baru / sajak bebas - 12 /